Diabetes tipe 2 adalah masalah kesehatan yang meningkat di seluruh dunia. Sebagian besar dari 194 juta penderita diabetes memiliki diabetes tipe 2, yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menjaga kadar gula dalam tubuh secara teratur. Penderita diabetes memiliki risiko tinggi terkena penyakit lain termasuk penyakit jantung, jika kondisinya tidak terkelola dengan baik.
Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa terapi herbal yang telah digunakan selama ribuan tahun dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada orang yang menderita diabetes tipe-2. Milk thistle, ramuan berbunga, mengandung beberapa bahan kimia dengan kemungkinan efek medis. Sebagian besar penelitian terkini berfokus pada salah satunya, silymarin, yang mungkin memiliki efek perlindungan khusus pada sel-sel di hati. Milk thistle juga bisa menghasilkan pengurangan kadar kolesterol yang sederhana dan membantu melindungi otot jantung akibat kerusakan yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Namun, kegunaan potensial ini belum dipelajari dengan baik pada manusia.
Seperti dilaporkan dalam Journal Phytotherapy Research, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para periset dari Institute of Medicinal Plants di Teheran tampaknya menunjukkan efek menguntungkan dari silymarin untuk penderita diabetes tipe 2.
Para peneliti membandingkan efek suplemen silymarin sehari-hari terhadap plasebo pada 52 penderita diabetes. Setengah dari pasien menerima 200 mg silymarin 3 kali sehari selama 4 bulan atau pil dummy bersamaan dengan perawatan konvensional. Pada akhir penelitian, orang-orang dalam kelompok herbal telah mengurangi kadar glukosa darah dibandingkan dengan tingkat sebelumnya.
Hasilnya memang sangat menggembirakan namun studi multi-pusat lebih lanjut diperlukan. Meskipun beberapa zat tampaknya memiliki efek pada orang dengan diabetes tipe 2, namun memperingatkan bahwa obat tersebut sebaiknya tidak digunakan sebagai obat dan sebaiknya tidak menggantikan terapi tradisional. Karena penelitian ini sangat kecil dan masih dalam tahap awal, tidak dianjurkan untuk menggunakan milk thistle atau suplemen lain untuk penderita diabetes.
Wanita yang memiliki kanker payudara, ovarium, atau rahim atau yang memiliki kondisi tergantung hormon lainnya tidak boleh minum atau menggunakan ekstrak tanaman milk thistle karena kemungkinan efek estrogeniknya. Wanita hamil juga sebaiknya tidak minum milk thistle karena bisa mengganggu perkembangan janin normal. Pria yang memiliki kanker prostat sebaiknya tidak minum milk thistle tanpa persetujuan dokter.
Terlepas dari temuan tersebut, para periset masih menekankan bahwa metode terbaik untuk mengendalikan kadar glukosa adalah melalui kombinasi aktivitas fisik reguler, diet sehat, dan obat resep yang relevan.
Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa terapi herbal yang telah digunakan selama ribuan tahun dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada orang yang menderita diabetes tipe-2. Milk thistle, ramuan berbunga, mengandung beberapa bahan kimia dengan kemungkinan efek medis. Sebagian besar penelitian terkini berfokus pada salah satunya, silymarin, yang mungkin memiliki efek perlindungan khusus pada sel-sel di hati. Milk thistle juga bisa menghasilkan pengurangan kadar kolesterol yang sederhana dan membantu melindungi otot jantung akibat kerusakan yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Namun, kegunaan potensial ini belum dipelajari dengan baik pada manusia.
Seperti dilaporkan dalam Journal Phytotherapy Research, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para periset dari Institute of Medicinal Plants di Teheran tampaknya menunjukkan efek menguntungkan dari silymarin untuk penderita diabetes tipe 2.
Para peneliti membandingkan efek suplemen silymarin sehari-hari terhadap plasebo pada 52 penderita diabetes. Setengah dari pasien menerima 200 mg silymarin 3 kali sehari selama 4 bulan atau pil dummy bersamaan dengan perawatan konvensional. Pada akhir penelitian, orang-orang dalam kelompok herbal telah mengurangi kadar glukosa darah dibandingkan dengan tingkat sebelumnya.
Hasilnya memang sangat menggembirakan namun studi multi-pusat lebih lanjut diperlukan. Meskipun beberapa zat tampaknya memiliki efek pada orang dengan diabetes tipe 2, namun memperingatkan bahwa obat tersebut sebaiknya tidak digunakan sebagai obat dan sebaiknya tidak menggantikan terapi tradisional. Karena penelitian ini sangat kecil dan masih dalam tahap awal, tidak dianjurkan untuk menggunakan milk thistle atau suplemen lain untuk penderita diabetes.
Wanita yang memiliki kanker payudara, ovarium, atau rahim atau yang memiliki kondisi tergantung hormon lainnya tidak boleh minum atau menggunakan ekstrak tanaman milk thistle karena kemungkinan efek estrogeniknya. Wanita hamil juga sebaiknya tidak minum milk thistle karena bisa mengganggu perkembangan janin normal. Pria yang memiliki kanker prostat sebaiknya tidak minum milk thistle tanpa persetujuan dokter.
Terlepas dari temuan tersebut, para periset masih menekankan bahwa metode terbaik untuk mengendalikan kadar glukosa adalah melalui kombinasi aktivitas fisik reguler, diet sehat, dan obat resep yang relevan.