Kopi telah menjadi minuman yang dikonsumsi orang sehari-hari, terutama saat sarapan. Ada banyak laporan negatif tentang mengkonsumsi kopi terutama karena kafeinnya. Sebuah studi yang dilaporkan di Archives of Internal medicine bahwa ada kaitan antara minum kopi dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Meski demikian, masih belum jelas apakah efek perlindungannya karena kafein atau bahan lain yang disajikan dalam kopi.
Diabetes telah dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung, dan diabetes tipe 2 berkembang saat pankreas tidak cukup membuat insulin atau insulin tidak dapat digunakan oleh tubuh dengan benar. Insulin adalah hormon yang mengubah gula menjadi energi. Bentuk diabetes ini biasa ditemukan di kalangan orang berusia 40 keatas, terutama yang kelebihan berat badan dan secara fisik tidak aktif.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota, meneliti lebih dari 28.000 wanita pascamenopause selama periode 11 tahun (1986-1997). Wanita yang minum lebih dari 6 cangkir kopi per hari cenderung tidak terdiagnosis diabetes. Mereka yang minum kopi tanpa kafein menunjukkan penurunan risiko lebih lanjut.
Pertanyaan dijawab oleh wanita-wanita ini tentang faktor risiko diabetes, dan rincian yang diberikan tentang konsumsi gaya hidup dan minuman mereka (termasuk kopi biasa dan kopi tanpa kafein). Setelah menyesuaikan data untuk faktor risiko diabetes lainnya, ditemukan bahwa wanita yang minum lebih dari 6 cangkir kopi jenis apapun setiap hari 22 persen lebih kecil kemungkinannya untuk didiagnosis dengan diabetes daripada peminum non-kopi. Mereka yang minum lebih dari 6 cangkir kopi tanpa kafein per hari memiliki risiko penurunan 33 persen.
Konsumsi kafein secara keseluruhan tampaknya tidak terkait dengan risiko diabetes, menunjukkan bahwa ramuan lain dalam kopi mungkin telah memberi kontribusi pada pengaruhnya. Para peneliti menyarankan bahwa magnesium, dan mineral dan nutrisi lain yang ditemukan dalam biji kopi seperti polifenol dan antioksidan, mungkin bertanggung jawab atas efek menguntungkan ini. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan hal ini.
Pakar lainnya mengungkapkan beberapa kekhawatiran tentang penelitian ini. Pertama, peserta hanya terbatas pada wanita pascamenopause dan karenanya tidak mewakili populasi. Kedua, tidak ada ukuran yang objektif untuk memastikan bahwa diet atau kejadian diabetes yang dilaporkan akurat karena data dikumpulkan dari kuesioner mandiri. Ketiga, ada banyak jenis makanan yang mengandung ratusan phytochemicals dan antioksidan berbeda. Mungkin tidak tepat untuk hanya mengandalkan satu makanan untuk mendapatkan nutrisi ini. Akhirnya, minum terlalu banyak kopi bisa menimbulkan efek samping. Lebih dari 3 cangkir kopi sehari bisa menyebabkan kegugupan, sakit perut, insomnia, dan bagi sebagian orang, detak jantung tidak teratur.
Sambil menunggu konfirmasi penelitian lebih lanjut tentang efek menguntungkan minum kopi, penderita diabetes, bagaimanapun, tetap perlu menjaga kebiasaan makan sehat, aktivitas fisik reguler, dan yang lebih penting lagi, menjaga berat badan yang sehat.
Diabetes telah dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung, dan diabetes tipe 2 berkembang saat pankreas tidak cukup membuat insulin atau insulin tidak dapat digunakan oleh tubuh dengan benar. Insulin adalah hormon yang mengubah gula menjadi energi. Bentuk diabetes ini biasa ditemukan di kalangan orang berusia 40 keatas, terutama yang kelebihan berat badan dan secara fisik tidak aktif.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota, meneliti lebih dari 28.000 wanita pascamenopause selama periode 11 tahun (1986-1997). Wanita yang minum lebih dari 6 cangkir kopi per hari cenderung tidak terdiagnosis diabetes. Mereka yang minum kopi tanpa kafein menunjukkan penurunan risiko lebih lanjut.
Pertanyaan dijawab oleh wanita-wanita ini tentang faktor risiko diabetes, dan rincian yang diberikan tentang konsumsi gaya hidup dan minuman mereka (termasuk kopi biasa dan kopi tanpa kafein). Setelah menyesuaikan data untuk faktor risiko diabetes lainnya, ditemukan bahwa wanita yang minum lebih dari 6 cangkir kopi jenis apapun setiap hari 22 persen lebih kecil kemungkinannya untuk didiagnosis dengan diabetes daripada peminum non-kopi. Mereka yang minum lebih dari 6 cangkir kopi tanpa kafein per hari memiliki risiko penurunan 33 persen.
Konsumsi kafein secara keseluruhan tampaknya tidak terkait dengan risiko diabetes, menunjukkan bahwa ramuan lain dalam kopi mungkin telah memberi kontribusi pada pengaruhnya. Para peneliti menyarankan bahwa magnesium, dan mineral dan nutrisi lain yang ditemukan dalam biji kopi seperti polifenol dan antioksidan, mungkin bertanggung jawab atas efek menguntungkan ini. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan hal ini.
Pakar lainnya mengungkapkan beberapa kekhawatiran tentang penelitian ini. Pertama, peserta hanya terbatas pada wanita pascamenopause dan karenanya tidak mewakili populasi. Kedua, tidak ada ukuran yang objektif untuk memastikan bahwa diet atau kejadian diabetes yang dilaporkan akurat karena data dikumpulkan dari kuesioner mandiri. Ketiga, ada banyak jenis makanan yang mengandung ratusan phytochemicals dan antioksidan berbeda. Mungkin tidak tepat untuk hanya mengandalkan satu makanan untuk mendapatkan nutrisi ini. Akhirnya, minum terlalu banyak kopi bisa menimbulkan efek samping. Lebih dari 3 cangkir kopi sehari bisa menyebabkan kegugupan, sakit perut, insomnia, dan bagi sebagian orang, detak jantung tidak teratur.
Sambil menunggu konfirmasi penelitian lebih lanjut tentang efek menguntungkan minum kopi, penderita diabetes, bagaimanapun, tetap perlu menjaga kebiasaan makan sehat, aktivitas fisik reguler, dan yang lebih penting lagi, menjaga berat badan yang sehat.